The Merleawe Fairy and Lucy
Haii! Perkenalkan nama ku Merleawe, panggil saja aku Mel. Aku adalah peri, di tempat tinggal ku yaitu Kerajaan Vilata semua peri yang berumur 11 th harus sudah mempunyai majikan. Tapi hingga sekarang aku belum mempunyai majikan. Dan akhirnya akupun disuruh pergi mencari majikan. Akhirnya ku pun berhenti di sebuah danau, bertemu anak perempuan malang bernama Lucy. Dia mempunyai 3 kakak yang sangat kejam. Oh ya dan aku mempunyai kakak yaitu..
Haii! Nama ku Wizard, aku adalah peri. Sama seperti Mel, perubahan wujudku juga Kucing. Aku adalah kakak kandung Mel. Dia adalah peri yang sangat perhatian di kerajaan kami. Maka dari itu, aku ingin menjaga Mel. Kami mempunyai musuh bebuyutan yaituu..
Haii! Namaku Mymo, aku adalah peri jahat, yang membantu Kakak tiri nya Lucy! Aku berwujud tikus pengerat.
Haii! Perkenalkan nama ku Lucy. Aku adalah Majikan dari Kucing ajaib ku yaitu Mel, aku saaangaaat menyayangii diaa. Aku mempunya 3 kakak tiri yaituu…
Haii! Nama ku Celya aku kakak tiri pertama dari Lucy. Aku bersifat lebaaaayyy.
Haii! Nama ku Selvia aku kakak tiri kedua dari Lucy. Aku bersifat elegant.
Haii! Kata mami ku nama ku Philyp. Aku kakak tiri terakhir dari Lucy. Kata kakak ku aku bersifat kutu buku. Kami mempunyai kakek yaituu
Haloo cuu, nama kakek adalah Fern. Kakek mempunyai 4 orang cucu, kakek hanya peduli dengan Lucy. Karena yang lain, tidak peduli dengan kakek hanya memanfaatkan kakek saja. Kakek mempunyai sahabat yaituu..
Saya. Perkenalkan nama kakek Vaith. Senang berkenalan dengan kalian semua.
Dan kami mempunyai 2 narrator yang super ganteng & cantik, yaituuuuu….
Hello guys!! Nama gue Rava, gue sebagai narrator di sini. Kalian setuju gak? Pasti nya dong, gue kan guanteng.
Dan aku, Indah. Aku juga sebagai narrator di sini. Kalian setuju kan???
Mau tau kelanjutan drama kami ?? mari saksikan !!!!
Indah : “Suatu hari, di Kerajaan Vilata. Ada seorang
Peri berumur 11 th. Ia sedang mencari
majikan. Karena, pada umur 11 th semua peri
sudah harus mempunyai seorang majikan.
Tetapi, dia belum mempunyai majikan.
Akhirnya, dia disuruh keluarganya untuk
mencari majikan. Sudah lama mencari
majikan, diapun beristirahat di tepi danau.
Dan akhirnya ia menemukan majikan yang
sangat baik”
Merleawe : “Dimana ya? Agar aku dapat menemukan
Majikan? Aku ingin membantu orang yang
Kesusahan”
Lucy : “Wah, cantiknya kamu. Nama mu siapa
kucing yang manis?? Bolehkah aku
membawa mu pulang?”
Merleawe : “Tentu, nama ku Merleawe. Panggil saja Mel”
Lucy : “Kau dapat berbicara??” (muka kaget)
Merleawe : “Tentunya. Sebaiknya aku menjelaskannya
jangan di sini. Nanti ketahuan”
Lucy : “Baiklah, sebaiknya kita bicarakan ini di
Rumah. Ok??”
Merleawe : “Ok”
Rava : “Dan, merekapun pulang ke rumah.
Sesampai di rumah, Mel menceritakan
Semuanya. Lalu apakah yang terjadi??
Lihatlah drama kami!”
Lucy : “Jadi sebenarnya kamu itu apa?”
Merleawe : “Aku adalah peri, yang berwujud kucing”
Lucy : “Ooo, begitu. Oh ya, tadi nama kamu siapa?”
Merleawe : “Nama ku Merleawe, panggil saja aku Mel”
Lucy : “Nama yang lucu”
Merleawe : “Makasih”
Rava : “Saat sedang asik berbincang-bincang, ada
suara panggilan dari Selvia”
Selvia : “Lucyy, ooh Lucyyy!!”
Rava : “Lucy pun menghampiri Selvia”
Lucy : “Apa kakak memanggil ku?”
Selvia : “Kak Celya, liat deh si Babu. Dia panggil aku
dengan sebutan kakak!!”
Celya : “HA?!! Kakak??!! Gak salah denger?? Eh
denger ya babu. Kami gak selevel dengan
babu, jadi panggil kami nona! Ngertii??!!!”
Lucy : “Mengerti nona. Ada apa nona-nona panggil
saya?”
Selvia : “Ooo iya, tolong kamu urusin dulu tuh
kakek. Dia udah ngomel-ngomel tuh”
Lucy : “Baik, nona”
Indah : “Lucy pun menuruti apa kata kakak-kakak
nya. Dia pun menuju kamar kakeknya”
Lucy : “Kek, kakek. Makan yuk kek”
Kakek Fern : “Apa cu?? Papan? Tuh ada di ruang kerja”
Lucy : “Makan kek, makan!”
Kakek Fern : “Ooo, pakan?? Itu ada di kandang ayamnya”
Lucy : “Duh, capek ya ngomong sama kakek ini.
Makan kakek, M-A-K-A-N. MAKAAAN!!”
Kakek Fern : “Ooo, makan toh cu. Bilang dari tadi dong.
Ya udah deh, kakek udah laper banget nih.”
Lucy : “Lucy udah bilang dari tadi kek, kakek aja
yang budek. Nih kek, kakek makan sendiri
aja ya. Lucy mau siram tanaman dulu”
Kakek Fern : “Iya cu”
Rava : “Setelah memberi makan kakek. Lucy
kembali lagi ke kamarnya. Di kamarnya dia
mengobrol lagi. Tapi ada yang
mengganggu. Siapakah itu??”
Merleawe : “Apa yang terjadi, Lucy?
Lucy : “Bukan apa-apa kok. Aku sudah biasa kok
diperlakukan seperti itu”
Merleawe : “Kamu yakin? Sepertinya tidak, aku tau
kamu itu sebenarnya jengkel dengan
perlakuan mereka”
Lucy : “Iya sih”
Wizard : “Meaaaoow, Konchiwa”
Merleawe : “Kakak! Kok kakak bisa ada di sini? Kakak
mengikuti ku yaa??”
Wizard : “Kira-kira seperti itulah”
Lucy : “Ini kakak mu, Mel?”
Merleawe : “Iya, ganteng kan kakak ku?” *Uek
Wizard : “Kamu majikan baru Mel kan? Kalau begitu,
salam kenal. Aku Wizard kakaknya Mel dari
kerajaan Vilata”
Lucy : “Salam kenal juga. Ooo, jadi kalian dari
Kerajaan. Wah, hebat ya kalian”
Wizard : “Ah, biasa saja. Malah ngebosenin. Dek,
kakak pamit dulu ya. Kakak mau jalan-jalan
melihat kota ini”
Merleawe : “Iya, kakak hati-hati ya. Kalo ada apa-apa ke
sini aja ya!”
Wizard : “Iya, Sayonara”
Rava : “Setelah berbincang-bincang, malam pun
tiba. Lucy lupa waktu, dan lupa
membuat makan malam. Apakah yang
terjadi???”
Philyp : “Lucyyy! Kamu di panggil tuh sama Kak
Selvia”
Lucy : “Aduh, aku lupa membuat makanan”
Philyp : “Mati kau!”
Selvia : “Heh! Babu! You gak masak makan malam
apa?”
Lucy : “Maaf nona, saya lupa”
Celya : “Dasar bodoh! Kenapa bisa lupa sih?! Dari
tadi kamu tuh ngapain aja sih??”
Kakek Fern : “Ada apa ini ribut-ribut? Kakek yang budek
aja masih bisa denger!”
Philyp : “Biasa kek, Lucy buat keributan “
Celya : “Iya tuh”
Selvia : “Dia gak buat makan malam kek! Dia harus
di hukum kek! Kalo aku gak di kasih makan
kulit ku ini akan mengkerut!”
Kakek Fern : “Sudah, cukup! Cuma karena gak ada makan
malem aja ributnya minta ampun. Lucy, bisa tolong buatkan makan malam? Selesai kan?!”
Philyp : “Tapi kek, menurut Philyp kesalahan harus
diberi hukuman”
Kakek Fern : “Sudahlah, kalian ini seperti anak kecil saja.
Kasian Lucy, mungkin saja dia capek”
Celya : “Baiklah, kali ini kami maafkan. Sekarang
cepat buatkan kami makan malam”
Lucy : “Baiklah nona, ayo kek. Kita masuk ke
dalam, tidak baik di luar. Nanti masuk
angin”
Kakek Fern : “Iya cu”
Rava : “Lucy sangat sedih karena di marahi. Tetapi
Lucy senang kakek Fern masih
membelanya. Karena sangat sedih, diapun
menangis dan menumpahkan kesedihannya
pada Mel. Yang sabar ya Lucy, turut
berduka deh aku J”
Kakek Vaith : “Emangnya ada yang mati apa pake turut
berduka?”
Rava : “Ya maksud gue, gue turut sedih gitu loh
kek!”
Kakek Vaith : “Ooo, gitu ya cu? Ya udah deh, kita lihat
kelanjutannya!!” *Thada!
Merleawe : “Lucy, kamu kenapa? Kok nangis sih? Cerita
dong”
Wizard : “Alarm kesedihan ku bunyi, dan arahnya
menuju kesini. Di sini ada yang sedih?”
Merleawe : “Sstt, Lucy lagi nangis”
Lucy : “Aku gak apa kok, aku cuma sedih aja. Aku
kan nantinya juga yang punya rumah ini.
Tapi kenapa aku diperlakukan seperti ini?
Salah aku apa sih sama mereka?
Wizard : “Mungkin mereka mempunyai dendam
tertentu. Aku yakin kok, masalah kamu ini
ada hikmahnya”
Merleawe : “Betul banget tuh. Buktinya Tuhan
mempertemukan kita semua”
Lucy : “Iya, makasih ya semuanya. Eh, kalian mau
bantuin aku gak? Bantuin aku masak dong”
Merleawe : “Tentu, aku biasanya di rumah masak pan-
cake. Iya kan kak??”
Wizard : “Iya, ditemani madu”
Lucy : “Baiklah, ayo kita masak!”
Indah : “Mereka pun memasak bersama. Dan kakek
memuji Lucy karena makan malam nya
sangat lezat. 3 tiri bersaudara pun iri,
karena kakek memuji Lucy”
Rava : “Lalu apakah yang terjadi??”
Selvia : “apa sih kakek itu pilih kasih eh sama kita!”
Celya : “Iya tuh, jengkel aku!”
Philyp : “Kakek itu lebih sayang sama Lucy karena
kita tidak peduli dengannya”
Selvia : “ Iya sih, kita jahat sih”
Mymo : “Bagus seperti itu, kita harus mengalahkan
mereka!”
Celya : “AAAARRGHT!! Tikus!”
Selvia : “Kamu tikus dapat berbicara??”
Mymo : “Of course, cause I am evil fairy! Hahaha!”
Philyp : “Kayak di dongeng aja. Kenapa kamu bantu
kami?”
Mymo : “Karena aku mempunyai musuh bebuyutan,
yaitu Wizard & Merleawe. Mereka adalah
peri yang membantu Lucy, aku ingin
menghancurkan reputasi mereka sebagai
peri”
Celya : “Tapi apa kamu harus berwujud tikus seperti
ini? Aku phobia tikus dari kecil, kamu
berwujud peri aja ya!”
Mymo : “Okelah kalau begitu!”
Indah : “Wah! Bagaimana caranya Lucy
mengalahkan mereka? Gawat!”
Rava : “Sepertinya ada tamu, siapakah ituu??”
Philyp : “Lucyy, Lucyyy, Lucyyy!!”
Lucy : “Iya, nona?”
Philyp : “Itu ada tamu, tolong kamu bukakan pintu”
Lucy : “Baik”
Saat di depan pintu.. *Indah
Lucy : “Iya tunggu sebentar. Wah! Ternyata Kakek
Vaith! Pasti kakek Vaith ingin bertemu
Kakek”
Kakek Vaith : “Iya, kamu tau aja. Dimana kakek mu?”
Lucy : “Ada di kamar kek, mari Lucy antar”
Rava : “Apakah yang terjadiii???”
Lucy : “Sampai sini aja ya kek, Lucy antarnya”
Kakek Vaith : “Iya cu, makasih ya cu”
Lucy : “Sama-sama kek”
Kakek Fern : “Hei Bro, apa kabar neh?”
Kakek Vaih : “Alhamulilah, gue baek”
Kakek Fern : “Kita ngobrolnya di taman aja, gak enak di
sini. Nanti kedengeran cucu-cucu gue”
Saat di taman.. *Indah
Kakek Fern : “Nah, di sini kan enak. Ada apa Bro?
Tumben malem-malem main ke rumah. Pasti
ada yang mau diomongin”
Kakek Vaith : “Iya Bro, gue mau minjem duit nih”
Kakek Fern : “Buat apaan? And berapa?”
Kakek Vaith : “Buat beli tanah di GAN. 100 juta aja”
Kakek Fern : “APAA???!! 100 juta lu bilang aja??”
Rava : “Kakek Fern kaget karena mendengar
permintaan itu, dan penyakit jantung nya
kambuh. Sehingga dia mati di tempat. Hiks
hiks, saya turut berduka!”
Kakek Fern : “Gak segitu nya kaleee, gue belom mati tau.
Cuma kaget aja gue”
Rava : “Ooo, sorry kek. Saya tak tau, lanjutkan
dramanya!”
Kakek Fern : “Gue ada sih segitu, tapi untuk persimpenan.
50 juta aja ya”
Kakek Vaith : “Ya udah deh, tak pe”
Kakek Fern : “Ya udah nanti gue transfer ya”
Kakek Vaith : “Sip dah, ya udah gue pamit dulu ya. Salam
mualaikum”
Kakek Fern : “Walaikum salam”
Rava : “Mereka berua sudah bersahabat sejak kecil,
memang prsahabatan tiada duanya. Jadi
terharu. Hiks..hiks..”
Merleawe : “Ojo lebay toh Rava!”
Rava : “Heehee, keesokan harinya. 3 bersaudara
pergi ke pesta ulang tahun teman mereka.
Lucy pun bebas, tidak ada yang
memarahinya lagi”
Indah : “Mau tau kelanjutannya?”
Philyp : “hei! Kalian udah siap belum?”
Selvia : “Aku sudah”
Celya : “Aku juga sudah”
Selvia : “Eh, tunggu aku minta duit dulu sama kakek”
Saat di kamar kakek.. *Indah
Selvia : “Kek minta duit kek”
Kakek Fern : “Apa cabe rawit? Noh ambil di kebun”
Selvia : “Duit kek, DUIT!!”
Kakek Fern : “Ooo. Cubit? Sini lu gua cubit”
Selvia : “Aduh, kek sakit tau. Aku minta DUIT keeek!!”
Kakek Fern : “Ooo, duit. Nih 100 rb cukup kan?”
Selvia : “Tambah lagi kek, aku ini udah gede”
Kakek Fern : “Noh, cukup kan 500 rb?”
Selvia : “Nah, ini baru cukup. Makasih yak keek!”
Kakek Fern : “Dasar matre lu!”
Indah : “Setelah meminta uang pada kakeknya
mereka pun sampai di pesta. Apa yang
mereka lakukan?”
Philyp : “Wah, bukunya banyak yang menarik”
Selvia : “Wah gauun, indahnya”
Celya : “Alat musiik!!”
Indah : “Mereka berincang-bincang laamaaa
sekaalii, hingga larut malam. Lalu apakah
mereka akan pulang??”
Philyp : “Kak Celya pulang yuuk!! Aku ngantuk nih!”
Selvia : “Kakak! Aku belum membersihkan muka nih,
ayo dong pulang!”
Celya : “Kalian ini ya! Cerewet banget ya! Tunggu
bentar dong!”
Beberapa saat kemudian… *Indah
Selvia : “Kakak.. pulang yuk, mau ikut? Mau ikut?”
Philyp : “Hahaha, kakak kereen!”
Celya : “Haahaa, ya udah deh kita pulang haaahaa!”
Indah : “Mereka pun pulang larut malam, dengan
tawa. Karena Selvia, mereka tak bisa
berhenti tertawa. Keesokan harinya Lucy,
Wizard, & Mel merencanakan sesuatu”
Rava : “Apakah ituu?”
Celya : “LUUUUUUUCYYYYYYYY!!!”
Lucy : “Iya, nona?”
Celya : “Dari tadi kamu ku panggil, gak denger apa?’
Lucy : “Maaf nona”
Celya : “Buatkan air panas sekarang juga, malam ini
sangat panas. Aku ingin mandi”
Lucy : “Baik nona”
Philyp : “Lucy tolong kamu ambilkan semua buku
yang ada di gudang. Terus letakkan aja di
ruang belajar ku”
Lucy : “Iya nona muda”
Selvia : “LUCY! Nih sepatuku, cuciin ya. Kalo udah
letakkan di lemari ku”
Lucy : “Iya nona”
Rava : “Karena terlalu banyak pekerjaan, Lucy
meminta tolong kepaa Wizard & Mel”
Lucy : “Wizard, Mel! Bangun jangan tidur dong,
bantuin aku mengerjakan semua pekerjaan”
Merleawe : “Baiklah”
Lucy : “Setelah semua pekerjaan beres, aku punya
sesuatu rencana”
Wizard : “Apa itu?”
Lucy : “Saat semuanya tidur aku ingin kabur dari
rumah ini”
Wizard : “Kau yakin?”
Lucy : “Tentu”
Indah : “Semua pekerjaan sudah selesai, semua
orang di rumah juga sudah tidur”
Rava : “Apa yang mereka perbuat?”
Merleawe : “Sepertinya mereka semua sudah tidur, ayo
kita periksa”
Lucy : “Yang pertama Celya, yang kedua Selvia, &
yang terakhir Philyp”
Wizard : “Ayo!”
Kamar Pertama… *Indah
Wizard : “Wah, si gendut tidur”
Merleawe : “Aman”
Kamar Kedua.. *Rava
Lucy : “Kak Selvia juga tidur”
Wizard : “Aman”
Kamar Terakhir.. *Indah & Rava
Merleawe : “Si kutu buku bobo”
Lucy : “YEEE!! KITA BERHASIL”
Wizard : “Kau membangunkannya!”
Merleawe : “Kau bodoh Lucy”
Lucy : “Maafkan aku kakek, aku harus pergi dari
sini”
Mymo : “Kalian gak akan bisa kabur!”
Selvia : “Mau lari kemana kalian??!!”
Philyp : “Kalian ingin mati?!!”
Merleawe : “Semuanya!! Larii!!”
Celya : “LUCY! Berhenti! Ku tangkap sahabat mu ini”
Merleawe : “Jangan pedulikan aku!!”
Wizard : “Pasti dia bisa kabur Lucy, dia peri yang
cerdik”
Merleawe : “Larilah! Aku dapat kabur dari sini kok!”
Philyp : “KAU BERGURAU??!”
Lucy : “Baiklah, aku menyerah”
Merleawe : “Dasar Bodoh! Kak Wizard larilah!”
Wizard : “Aku takkan membiarkan mu sendiri, aku
Ikut dengan mu”
Indah : “Akhirnya mereka bertiga di kurung di
Gudang”
Rava : “Apa mereka bisa kabur??”
Lucy : “Kita harus memikirkan sesuatu”
Wizard : “Stt, Mel lagi serius”
Merleawe : “My lucky day! Watashi wa kaiho!! Aku
bebas!”
Lucy : “Kereen! Tolong lepaskan aku dong”
Wizard : “Aku juga!!”
Merleawe : “Ka rewa kaiho sa reta!! bebaslah”
Lucy : “kok?”
Wizard : “Panjang ceritanya”
Merleawe : “Aku ingin mereka merasakan, apa yang
sudah kamu rasakan”
Lucy : “Terimakasih Mel”
Rava : “Mel ingin mereka merasakan penderitaan
Lucy. Apa yang terjadi?”
Target Pertama.. *Indah
Wizard : “Tukang tidur, ayo banguun. Udah pagi tau!”
Celya : “Eh!! Kalian kok bisa keluar dari gudang??”
Merleawe : “Oh iya, aku lupa memperknalkan diri ku.
Hai! Namaku Merleawe panggil saja Mel.
Aku adalah peri, begitu juga kakak ku. Aku
punya permintaan, mau kah kau meminta
maaf pada Lucy?”
Celya : “Helloooww! Kau bergurau? I minta maaf
sama dia, gak level kali yaa!!”
Wizard : “Kau akan menyesal”
Celya : “Lakukanlah sesuka mu, aku tidak takut!”
Merleawe : “Baiklah, permaina dimulai! Imaimashii
suru!!”
Celya : “Lalalalalaaa, kenapa perasaan ku terus
ingin menyayi??”
Lucy : “Itu kutukan untuk kakak, karena kakak
memperlakukan ku seperti hewan”
Target kedua.. *Rava
Lucy : “Kakak, selamat pagi”
Selvia : “Mengapa kalian bisa di sini?!!”
Wizard : “Kami kaburlah”
Merleawe : “Kamu ingin meminta maaf pada Lucy gak?”
Selvia : “Tentu saja tidak, dasar bodoh!’
Wizard : “Enyahlah kau!”
Lucy : “Lanjutkan Mel”
Merleawe : “Menyesal kau! Imaimashii Suru!!”
Selvia : “Ada apa ini? Perasaan ku sangat geli, dari
tadi hanya ingin tertawa, haaahaa!!”
Merleawe : “itu adalah balasan perilaku mu yang jahat
kepada Lucy!”
Target Terakhir.. *Indah & Rava
Lucy : “Anak manis, bangunlah”
Philyp : “Kenapa kalian bisa di sini? Kalian kabur?”
Wizard : “That’s right”
Merleawe : “Maukah kau meminta maaf pada Lucy?”
Philyp : “Aku gak mau, aku gak suka minta maaf!”
Lucy : “Kau akan menyesal”
Wizard : “LANJUTKAN!”
Merleawe : “Maaf, Imaimashii Suru!”
Philyp : “1 domba, 2 domba, 3 domba, kenapa aku tak
bisa berhenti menghitung domba??!”
Indah : “Karena Mymo merasa kesal! Akhirnya
Mymo menceritakan sebab ia dendam
kepada Wizard & Merleawe. Dan mereka
semua berdebat”
Rava : “Apakah yang terjadi? Apakah Mymo
menyesal??””
Mymo : “Hey! Kalian! Beraninya menghukum majikan
Ku saja!”
Wizard : “Oh! Jadi mereka majikan mu?!”
Lucy : “Siapa dia Mel??”
Merleawe : “Dia musuh aku dari kecil, dia mempunyai
Dendam, entah kenapa?”
Mymo : “Iya! Mereka majikan baru ku untuk
menghancurkan kalian!”
Merleawe : “Kamu kenapa sih Mymo? Salah keluarga ku
sama kamu apa? Sampai kmu begitu
jahatnya sama kami?”
Mymo : “Karena kalian selalu mendapatkan nilai
bagus di sekolah, sedangkan aku pasti
nilainya di bawah nilai kalian. Aku jadi iri,
dan mempunyai dendam pada kalian.”
Wizard : “Tapikan bukan kayak begitu caranya!”
Merleawe : “Kak, udah kak. Mymo, maafkan kami. Karena
kami memuat kamu menjadi iri, tapi
seharusnya kamu belajar lebih giat agar
dapat mengalahkan kami”
Mymo : “Seharusnya aku yang meminta maaf pada
kalian, maafkan atas keegoisan diri ku ini
ya”
Wizard : “Baiklah kami maafkan”
Merleawe : “Sekarang kita berteman?”
Mymo : “Baiklah”
Rava : “Wizard & Merleawe memaafkan Mymo”
Indah : “Lalu? Bagaimana nasip 3 tiri bersaudara?”
Rava : “Apa 3 tiri bersaudara meminta maaf pada
Lucy Mel & Wizard?”
Indah : “Ayo kita lihat kelanjutannya!”
Selvia : “Kami minta maaf sama kalian semua, maaf
kami bersikap kasar. Mohon maaf sebesar-
besarnya”
Celya : “Maaf ya”
Philyp : “Aku juga minta maaf”
Wizard : “Gimana? Dimaafkan?”
Lucy : “Aku sudah memaafkan kalian kok. Tapi aku
ingin kalian berkata jujur sebelum kami
bebaskan dari kutukan ini”
Celya : “Baiklah”
Lucy : “Apakah mami yang sudah meracuni ayah?”
Philyp : “Iya, mami yang melakukannya. Mami cerita
kepada kami”
Lucy : “Aku senang kalian berkata jujur, Mel tolong
lepaskan mereka”
Wizard : “Eit! Berjanji dulu tidak jahat lagi!”
Selvia : “Kami berjanji!!”
Merleawe : “Kare wa kaiho sa reta! Bebaslah!”
Philyp : “Makasih Mel”
Merleawe : “Sama-sama. Sehabis ini kalian tidak
melupakan aku kakak & Mymo kan?”
Celya : “Tentu tidak dong. Apa yang kalian mau
kami kabulkan semuanya!”
Merleawe : “Aku ingin mempunyai kamar sendiri, dan
diberi makan yang banyak setiap hari!”
Wizard : “Akupun sama dengan adik ku”
Mymo : “Aku juga deh”
Kakek Fern : “Kakek bangga kalian dapat akur lagi”
Kakek Vaith : “Mengharukan”
Rava : “Dan pada akhirnya mereka hidup bahagia
selamanya. Begitupun aku dan..”
Indah : “Aku!"
Gimana? bagus gak drama buatan ku? Bagus gak?