Jumat, 03 Juni 2011

Me and Friends *Girls

Nah ini aku sama temen2 ku
































Nah ini temen ku yang nama dramanya Lucy. Nama aslinya Zahara Riri Zakia. Dia ini termasuk temen ku yang paling riang lhoo


Kalo aku gak ada temen biasanya main sama dia, dia ini orang iseng, jail, cantik, kayak anak kecil, suka banget sama kucing, baiiiikkk banget, pinter pula. Temen ku ini satu-satunya yang mau nemenin aku ngakak lebar-lebar :D


Nah ini Selvia. Nama aslinya Safira Laaly Ramadhani
Dia ini temen ku yang termasuk suka ceramah *Cerewet
hehehe, just kidding


Dia orang baik & pinter loh, tapi terkadang dia suka joget2 gak jelas xD
Kalo yang ini Philyp. Nama aslinya Fauzia Surya Kencana.Dia ini temen ku yang lucu & pinter 
Dia ini orangnya pinter, iseng, lucu. Terkadang dia suka ngences loh xD




















Yang samping Fauzia itu namanya Celya. Nama aslinya Ega Yuni Erlita. Dia ini temen ku yang saangaaaat lebaay. Walaupun lebay, dia ini anak ku lho. Karena di sekolah dia manggil aku "Ma'e"




























Nah yang ini narrator di drama kami. Namanya Indah Febrialita Putri
Dia ini cantik loh, pinter pula xD






















Yang ini aku lagi pake jilbab. Sebenernya ku sih gak pake jilbab
heheeehee
Cantik gak? *Pede mode on

Minggu depan

Insya Allah, minggu depan aku terbitin di blog ini.  Judulnya "My Brother, My Boyfriend" 

Doain sukses ya! 

The Merleawe Fairy and Lucy!

   The Merleawe Fairy and Lucy

        Haii! Perkenalkan nama ku Merleawe, panggil saja aku Mel. Aku adalah peri, di tempat tinggal ku yaitu Kerajaan Vilata semua peri yang berumur 11 th harus sudah mempunyai majikan. Tapi hingga sekarang aku belum mempunyai majikan. Dan akhirnya akupun disuruh pergi mencari majikan. Akhirnya ku pun berhenti di sebuah danau, bertemu anak perempuan malang bernama Lucy. Dia mempunyai 3 kakak yang sangat kejam. Oh ya dan aku mempunyai kakak yaitu..
        Haii! Nama ku Wizard, aku adalah peri. Sama seperti Mel, perubahan wujudku juga Kucing. Aku adalah kakak kandung Mel. Dia adalah peri yang sangat perhatian di kerajaan kami. Maka dari itu, aku ingin menjaga Mel. Kami mempunyai musuh bebuyutan yaituu..
        Haii! Namaku Mymo, aku adalah peri jahat, yang membantu Kakak tiri nya Lucy! Aku berwujud tikus pengerat.
        Haii! Perkenalkan nama ku Lucy. Aku adalah Majikan dari Kucing ajaib ku yaitu Mel, aku saaangaaat menyayangii diaa. Aku mempunya 3 kakak tiri yaituu…
        Haii! Nama ku Celya aku kakak tiri pertama dari Lucy. Aku bersifat lebaaaayyy.
        Haii! Nama ku Selvia aku kakak tiri kedua dari Lucy. Aku bersifat elegant.
        Haii! Kata mami ku nama ku Philyp. Aku kakak tiri terakhir dari Lucy. Kata kakak ku aku bersifat kutu buku. Kami mempunyai kakek yaituu
        Haloo cuu, nama kakek adalah Fern. Kakek mempunyai 4 orang cucu, kakek hanya peduli dengan Lucy. Karena yang lain, tidak peduli dengan kakek hanya memanfaatkan kakek saja. Kakek mempunyai sahabat yaituu..
        Saya. Perkenalkan nama kakek Vaith. Senang berkenalan dengan kalian semua.
        Dan kami mempunyai 2 narrator yang super ganteng & cantik, yaituuuuu….
        Hello guys!! Nama gue Rava, gue sebagai narrator di sini. Kalian setuju gak? Pasti nya dong, gue kan guanteng.
        Dan aku, Indah. Aku juga sebagai narrator di sini. Kalian setuju kan???
         Mau tau kelanjutan drama kami ?? mari saksikan !!!!

Indah              : “Suatu hari, di Kerajaan Vilata. Ada seorang
                           Peri berumur 11 th. Ia sedang mencari
   majikan. Karena, pada umur 11 th semua peri 
   sudah harus mempunyai seorang majikan.
   Tetapi, dia belum mempunyai majikan.     
   Akhirnya, dia disuruh keluarganya untuk  
   mencari majikan. Sudah lama mencari
   majikan, diapun beristirahat di tepi danau.
   Dan akhirnya ia menemukan majikan yang
   sangat baik”
Merleawe       : “Dimana ya? Agar aku dapat menemukan
                            Majikan? Aku ingin membantu orang yang
                            Kesusahan”
Lucy               : “Wah, cantiknya kamu. Nama mu siapa
    kucing yang manis?? Bolehkah aku
    membawa mu pulang?”
Merleawe       : “Tentu, nama ku Merleawe. Panggil saja Mel”
Lucy               : “Kau dapat berbicara??” (muka kaget)
Merleawe       : “Tentunya. Sebaiknya aku menjelaskannya
    jangan di sini. Nanti ketahuan”
Lucy               : “Baiklah, sebaiknya kita bicarakan ini di
    Rumah. Ok??”
Merleawe       : “Ok”
Rava               : “Dan, merekapun pulang ke rumah.
Sesampai di rumah, Mel menceritakan  
Semuanya. Lalu apakah yang terjadi??
Lihatlah drama kami!”
Lucy               : “Jadi sebenarnya kamu itu apa?”
Merleawe       : “Aku adalah peri, yang berwujud kucing”
Lucy               : “Ooo, begitu. Oh ya, tadi nama kamu siapa?”
Merleawe       : “Nama ku Merleawe, panggil saja aku Mel”
Lucy               : “Nama yang lucu”
Merleawe       : “Makasih”
Rava               : “Saat sedang asik berbincang-bincang, ada
                            suara panggilan dari Selvia”
Selvia             : “Lucyy, ooh Lucyyy!!”
Rava               : “Lucy pun menghampiri Selvia”
Lucy               : “Apa kakak memanggil ku?”
Selvia             : “Kak Celya, liat deh si Babu. Dia panggil aku
   dengan sebutan kakak!!”
Celya              : “HA?!! Kakak??!! Gak salah denger?? Eh
   denger ya babu. Kami gak selevel dengan
   babu, jadi panggil kami nona! Ngertii??!!!”
Lucy               : “Mengerti nona. Ada apa nona-nona panggil
   saya?”
Selvia             : “Ooo iya, tolong kamu urusin dulu tuh
   kakek. Dia udah ngomel-ngomel tuh”
Lucy               : “Baik, nona”
Indah              : “Lucy pun menuruti apa kata kakak-kakak
    nya. Dia pun menuju kamar kakeknya”
Lucy               : “Kek, kakek. Makan yuk kek”
Kakek Fern    : “Apa cu?? Papan? Tuh ada di ruang kerja”
Lucy               : “Makan kek, makan!”
Kakek Fern    : “Ooo, pakan?? Itu ada di kandang ayamnya”
Lucy               : “Duh, capek ya ngomong sama kakek ini.
    Makan kakek, M-A-K-A-N. MAKAAAN!!”
Kakek Fern    : “Ooo, makan toh cu. Bilang dari tadi dong.
    Ya udah deh, kakek udah laper banget nih.”
Lucy               : “Lucy udah bilang dari tadi kek, kakek aja
   yang budek. Nih kek, kakek makan sendiri
   aja ya. Lucy mau siram tanaman dulu”
Kakek Fern    : “Iya cu”
Rava               : “Setelah memberi makan kakek. Lucy
    kembali lagi ke kamarnya. Di kamarnya dia
    mengobrol lagi. Tapi ada yang
    mengganggu. Siapakah itu??”
Merleawe       : “Apa yang terjadi, Lucy?
Lucy               : “Bukan apa-apa kok. Aku sudah biasa kok 
   diperlakukan seperti itu”
Merleawe       : “Kamu yakin? Sepertinya tidak, aku tau
    kamu itu sebenarnya jengkel dengan
    perlakuan mereka”
Lucy               : “Iya sih”
Wizard            : “Meaaaoow, Konchiwa”
Merleawe       : “Kakak! Kok kakak bisa ada di sini? Kakak
    mengikuti ku yaa??”
Wizard            : “Kira-kira seperti itulah”
Lucy               : “Ini kakak mu, Mel?”
Merleawe       : “Iya, ganteng kan kakak ku?” *Uek
Wizard            : “Kamu majikan baru Mel kan? Kalau begitu,
   salam kenal. Aku Wizard kakaknya Mel dari
   kerajaan Vilata”
Lucy               : “Salam kenal juga. Ooo, jadi kalian dari
    Kerajaan. Wah, hebat ya kalian”
Wizard            : “Ah, biasa saja. Malah ngebosenin. Dek,
    kakak pamit dulu ya. Kakak mau jalan-jalan
    melihat kota ini”
Merleawe       : “Iya, kakak hati-hati ya. Kalo ada apa-apa ke
    sini aja ya!”
Wizard            : “Iya, Sayonara”
Rava               : “Setelah berbincang-bincang, malam pun
    tiba. Lucy lupa waktu, dan lupa
    membuat makan malam. Apakah yang
    terjadi???”
Philyp             : “Lucyyy! Kamu di panggil tuh sama Kak
    Selvia”
Lucy               : “Aduh, aku lupa membuat makanan”
Philyp             : “Mati kau!”
Selvia             : “Heh! Babu! You gak masak makan malam
    apa?”
Lucy               : “Maaf nona, saya lupa”
Celya              : “Dasar bodoh! Kenapa bisa lupa sih?! Dari
    tadi kamu tuh ngapain aja sih??”
Kakek Fern    : “Ada apa ini ribut-ribut? Kakek yang budek 
    aja masih bisa denger!”
Philyp             : “Biasa kek, Lucy buat keributan “
Celya              : “Iya tuh”
Selvia             : “Dia gak buat makan malam kek! Dia harus
   di hukum kek! Kalo aku gak di kasih makan
   kulit ku ini akan mengkerut!”
Kakek Fern    : “Sudah, cukup! Cuma karena gak ada makan
malem aja ributnya minta ampun. Lucy, bisa tolong buatkan makan malam? Selesai kan?!”
Philyp             : “Tapi kek, menurut Philyp kesalahan harus
   diberi hukuman”
Kakek Fern    : “Sudahlah, kalian ini seperti anak kecil saja.
   Kasian Lucy, mungkin saja dia capek”
Celya              : “Baiklah, kali ini kami maafkan. Sekarang
   cepat buatkan kami makan malam”
Lucy               : “Baiklah nona, ayo kek. Kita masuk ke
   dalam, tidak baik di luar. Nanti masuk
   angin”
Kakek Fern    : “Iya cu”
Rava               : “Lucy sangat sedih karena di marahi. Tetapi
    Lucy senang kakek Fern masih
    membelanya. Karena sangat sedih, diapun
    menangis dan menumpahkan kesedihannya
    pada Mel. Yang sabar ya Lucy, turut
    berduka deh aku J
Kakek Vaith   : “Emangnya ada yang mati apa pake turut  
    berduka?”
Rava               : “Ya maksud gue, gue turut sedih gitu loh
    kek!”
Kakek Vaith   : “Ooo, gitu ya cu? Ya udah deh, kita lihat
    kelanjutannya!!” *Thada!
Merleawe       : “Lucy, kamu kenapa? Kok nangis sih? Cerita
   dong”
Wizard            : “Alarm kesedihan ku bunyi, dan arahnya
   menuju kesini. Di sini ada yang sedih?”
Merleawe       : “Sstt, Lucy lagi nangis”

Lucy               : “Aku gak apa kok, aku cuma sedih aja. Aku
    kan nantinya juga yang punya rumah ini.
    Tapi kenapa aku diperlakukan seperti ini?
    Salah aku apa sih sama mereka?
Wizard            : “Mungkin mereka mempunyai dendam
    tertentu. Aku yakin kok, masalah kamu ini
    ada hikmahnya”
Merleawe       : “Betul banget tuh. Buktinya Tuhan
    mempertemukan kita semua”
Lucy               : “Iya, makasih ya semuanya. Eh, kalian mau
    bantuin aku gak? Bantuin aku masak dong”
Merleawe       : “Tentu, aku biasanya di rumah masak pan-
    cake. Iya kan kak??”
Wizard            : “Iya, ditemani madu”
Lucy               : “Baiklah, ayo kita masak!”
Indah              : “Mereka pun memasak bersama. Dan kakek
    memuji Lucy karena makan malam nya
    sangat lezat. 3 tiri bersaudara pun iri,
    karena kakek memuji Lucy”
Rava               : “Lalu apakah yang terjadi??”
Selvia             : “apa sih kakek itu pilih kasih eh sama kita!”
Celya              : “Iya tuh, jengkel aku!”
Philyp             : “Kakek itu lebih sayang sama Lucy karena
    kita tidak peduli dengannya”
Selvia             : “ Iya sih, kita jahat sih”
Mymo             : “Bagus seperti itu, kita harus mengalahkan
    mereka!”
Celya              : “AAAARRGHT!! Tikus!”
Selvia             : “Kamu tikus dapat berbicara??”
Mymo             : “Of course, cause I am evil fairy! Hahaha!”
Philyp             : “Kayak di dongeng aja. Kenapa kamu bantu
    kami?”
Mymo             : “Karena aku mempunyai musuh bebuyutan,
    yaitu Wizard & Merleawe. Mereka adalah
    peri yang membantu Lucy, aku ingin
    menghancurkan reputasi mereka sebagai
    peri”
Celya              : “Tapi apa kamu harus berwujud tikus seperti
    ini? Aku phobia tikus dari kecil, kamu
    berwujud peri aja ya!”
Mymo             : “Okelah kalau begitu!”
Indah              : “Wah! Bagaimana caranya Lucy
    mengalahkan mereka? Gawat!”
Rava               : “Sepertinya ada tamu, siapakah ituu??”
Philyp             : “Lucyy, Lucyyy, Lucyyy!!”
Lucy               : “Iya, nona?”
Philyp             : “Itu ada tamu, tolong kamu bukakan pintu”
Lucy               : “Baik”

Saat di depan pintu.. *Indah

Lucy               : “Iya tunggu sebentar. Wah! Ternyata Kakek
   Vaith! Pasti kakek Vaith ingin bertemu
   Kakek”
Kakek Vaith   : “Iya, kamu tau aja. Dimana kakek mu?”
Lucy               : “Ada di kamar kek, mari Lucy antar”
Rava               : “Apakah yang terjadiii???”
Lucy               : “Sampai sini aja ya kek, Lucy antarnya”
Kakek Vaith   : “Iya cu, makasih ya cu”
Lucy               : “Sama-sama kek”
Kakek Fern    : “Hei Bro, apa kabar neh?”
Kakek Vaih     : “Alhamulilah, gue baek”
Kakek Fern    : “Kita ngobrolnya di taman aja, gak enak di
    sini. Nanti kedengeran cucu-cucu gue”

Saat di taman.. *Indah

Kakek Fern    : “Nah, di sini kan enak. Ada apa Bro?
    Tumben malem-malem main ke rumah. Pasti
    ada yang mau diomongin”
Kakek Vaith   : “Iya Bro, gue mau minjem duit nih”
Kakek Fern    : “Buat apaan? And berapa?”
Kakek Vaith   : “Buat beli tanah di GAN. 100 juta aja”
Kakek Fern    : “APAA???!! 100 juta lu bilang aja??”
Rava               : “Kakek Fern kaget karena mendengar
    permintaan itu, dan penyakit jantung nya
    kambuh. Sehingga dia mati di tempat. Hiks
    hiks, saya turut berduka!”
Kakek Fern    : “Gak segitu nya kaleee, gue belom mati tau.
    Cuma kaget aja gue”
Rava               : “Ooo, sorry kek. Saya tak tau, lanjutkan
   dramanya!”
Kakek Fern    : “Gue ada sih segitu, tapi untuk persimpenan.
    50 juta aja ya”
Kakek Vaith   : “Ya udah deh, tak pe”
Kakek Fern    : “Ya udah nanti gue transfer ya”
Kakek Vaith   : “Sip dah, ya udah gue pamit dulu ya. Salam   
    mualaikum”
Kakek Fern    : “Walaikum salam”
Rava               : “Mereka berua sudah bersahabat sejak kecil,
    memang prsahabatan tiada duanya. Jadi   
    terharu. Hiks..hiks..”
Merleawe       : “Ojo lebay toh Rava!”
Rava               : “Heehee, keesokan harinya. 3 bersaudara
    pergi ke pesta ulang tahun teman mereka.
    Lucy pun bebas, tidak ada yang
    memarahinya lagi
Indah              : “Mau tau kelanjutannya?”
Philyp             : “hei! Kalian udah siap belum?”
Selvia             : “Aku sudah”
Celya              : “Aku juga sudah”
Selvia             : “Eh, tunggu aku minta duit dulu sama kakek”

Saat di kamar kakek.. *Indah

Selvia             : “Kek minta duit kek”
Kakek Fern    : “Apa cabe rawit? Noh ambil di kebun”
Selvia             : “Duit kek, DUIT!!”
Kakek Fern    : “Ooo. Cubit? Sini lu gua cubit”
Selvia             : “Aduh, kek sakit tau. Aku minta DUIT keeek!!”
Kakek Fern    : “Ooo, duit. Nih 100 rb cukup kan?”
Selvia             : “Tambah lagi kek, aku ini udah gede”
Kakek Fern    : “Noh, cukup kan 500 rb?”
Selvia             : “Nah, ini baru cukup. Makasih yak keek!”
Kakek Fern    : “Dasar matre lu!
Indah              : “Setelah meminta uang pada kakeknya
    mereka pun sampai di pesta. Apa yang
    mereka lakukan?”
Philyp             : “Wah, bukunya banyak yang menarik”
Selvia             : “Wah gauun, indahnya”
Celya              : “Alat musiik!!”
Indah              : “Mereka berincang-bincang laamaaa
    sekaalii, hingga larut malam. Lalu apakah
    mereka akan pulang??”
Philyp             : “Kak Celya pulang yuuk!! Aku ngantuk nih!”
Selvia             : “Kakak! Aku belum membersihkan muka nih,
    ayo dong pulang!”
Celya              : “Kalian ini ya! Cerewet banget ya! Tunggu
    bentar dong!”

Beberapa saat kemudian… *Indah

Selvia             : “Kakak.. pulang yuk, mau ikut? Mau ikut?”
Philyp             : “Hahaha, kakak kereen!”
Celya              : “Haahaa, ya udah deh kita pulang haaahaa!”
Indah              : “Mereka pun pulang larut malam, dengan
    tawa. Karena Selvia, mereka tak bisa
    berhenti tertawa. Keesokan harinya Lucy,
    Wizard, & Mel merencanakan sesuatu
Rava               : “Apakah ituu?”
Celya              : “LUUUUUUUCYYYYYYYY!!!”
Lucy               : “Iya, nona?”
Celya              : “Dari tadi kamu ku panggil, gak denger apa?’
Lucy               : “Maaf nona”
Celya              : “Buatkan air panas sekarang juga, malam ini
    sangat panas. Aku ingin mandi”
Lucy               : “Baik nona”
Philyp             : “Lucy tolong kamu ambilkan semua buku
   yang ada di gudang. Terus letakkan aja di
   ruang belajar ku”
Lucy               : “Iya nona muda”
Selvia             : “LUCY! Nih sepatuku, cuciin ya. Kalo udah
    letakkan di lemari ku”
Lucy               : “Iya nona”
Rava               : “Karena terlalu banyak pekerjaan, Lucy
    meminta tolong kepaa Wizard & Mel”
Lucy               : “Wizard, Mel! Bangun jangan tidur dong,
    bantuin aku mengerjakan semua pekerjaan”
Merleawe       : “Baiklah”
Lucy               : “Setelah semua pekerjaan beres, aku punya
   sesuatu rencana”
Wizard            : “Apa itu?”
Lucy               : “Saat semuanya tidur aku ingin kabur dari
   rumah ini”
Wizard            : “Kau yakin?”
Lucy               : “Tentu”
Indah              : “Semua pekerjaan sudah selesai, semua
   orang di rumah juga sudah tidur
Rava               : “Apa yang mereka perbuat?”
Merleawe       : “Sepertinya mereka semua sudah tidur, ayo
   kita periksa”
Lucy               : “Yang pertama Celya, yang kedua Selvia, &
    yang terakhir Philyp”
Wizard            : “Ayo!”

Kamar Pertama… *Indah

Wizard            : “Wah, si gendut tidur”
Merleawe       : “Aman”

Kamar Kedua.. *Rava

Lucy               : “Kak Selvia juga tidur”
Wizard            : “Aman”

Kamar Terakhir.. *Indah & Rava

Merleawe       : “Si kutu buku bobo”
Lucy               : “YEEE!! KITA BERHASIL”
Wizard            : “Kau membangunkannya!”
Merleawe       : “Kau bodoh Lucy”
Lucy               : “Maafkan aku kakek, aku harus pergi dari
   sini”
Mymo             : “Kalian gak akan bisa kabur!”
Selvia             : “Mau lari kemana kalian??!!”
Philyp             : “Kalian ingin mati?!!”
Merleawe       : “Semuanya!! Larii!!”
Celya              : “LUCY! Berhenti! Ku tangkap sahabat mu ini”
Merleawe       : “Jangan pedulikan aku!!”
Wizard            : “Pasti dia bisa kabur Lucy, dia peri yang
    cerdik”
Merleawe       : “Larilah! Aku dapat kabur dari sini kok!”
Philyp             : “KAU BERGURAU??!”
Lucy               : “Baiklah, aku menyerah”
Merleawe       : “Dasar Bodoh! Kak Wizard larilah!”
Wizard            : “Aku takkan membiarkan mu sendiri, aku
    Ikut dengan mu”
Indah              : “Akhirnya mereka bertiga di kurung di
    Gudang
Rava               : “Apa mereka bisa kabur??”
Lucy               : “Kita harus memikirkan sesuatu”
Wizard            : “Stt, Mel lagi serius”
Merleawe       : “My lucky day! Watashi wa kaiho!! Aku
   bebas!”
Lucy               : “Kereen! Tolong lepaskan aku dong”
Wizard            : “Aku juga!!”
Merleawe       : “Ka rewa kaiho sa reta!! bebaslah”
Lucy               : “kok?
Wizard            : “Panjang ceritanya”
Merleawe       : “Aku ingin mereka merasakan, apa yang
    sudah kamu rasakan”
Lucy               : “Terimakasih Mel”
Rava               : “Mel ingin mereka merasakan penderitaan
    Lucy. Apa yang terjadi?”

Target Pertama.. *Indah

Wizard            : “Tukang tidur, ayo banguun. Udah pagi tau!”
Celya              : “Eh!! Kalian kok bisa keluar dari gudang??”
Merleawe       : “Oh iya, aku lupa memperknalkan diri ku.
    Hai! Namaku Merleawe panggil saja Mel.
    Aku adalah peri, begitu juga kakak ku. Aku
    punya permintaan, mau kah kau meminta
    maaf pada Lucy?”
Celya              : “Helloooww! Kau bergurau? I minta maaf
    sama dia, gak level kali yaa!!”
Wizard            : “Kau akan menyesal”
Celya              : “Lakukanlah sesuka mu, aku tidak takut!”
Merleawe       : “Baiklah, permaina dimulai! Imaimashii
    suru!!”
Celya              : “Lalalalalaaa, kenapa perasaan ku terus
    ingin menyayi??”
Lucy               : “Itu kutukan untuk kakak, karena kakak
    memperlakukan ku seperti hewan”

Target kedua.. *Rava

Lucy               : “Kakak, selamat pagi”
Selvia             : “Mengapa kalian bisa di sini?!!”
Wizard            : “Kami kaburlah”
Merleawe       : “Kamu ingin meminta maaf pada Lucy gak?”
Selvia             : “Tentu saja tidak, dasar bodoh!’
Wizard            : “Enyahlah kau!”
Lucy               : “Lanjutkan Mel”
Merleawe       : “Menyesal kau! Imaimashii Suru!!”
Selvia             : “Ada apa ini? Perasaan ku sangat geli, dari
    tadi hanya ingin tertawa, haaahaa!!”
Merleawe       : “itu adalah balasan perilaku mu yang jahat
    kepada Lucy!”

Target Terakhir.. *Indah & Rava

Lucy               : “Anak manis, bangunlah”
Philyp             : “Kenapa kalian bisa di sini? Kalian kabur?”
Wizard            : “That’s right”
Merleawe       : “Maukah kau meminta maaf pada Lucy?”
Philyp             : “Aku gak mau, aku gak suka minta maaf!”
Lucy               : “Kau akan menyesal”
Wizard            : “LANJUTKAN!”
Merleawe       : “Maaf, Imaimashii Suru!”
Philyp             : “1 domba, 2 domba, 3 domba, kenapa aku tak
    bisa berhenti menghitung domba??!”
Indah              : “Karena Mymo merasa kesal! Akhirnya
    Mymo menceritakan sebab ia dendam
    kepada  Wizard & Merleawe. Dan mereka 
    semua berdebat”
Rava               : “Apakah yang terjadi? Apakah Mymo
    menyesal??””
Mymo             : “Hey! Kalian! Beraninya menghukum majikan
    Ku saja!”
Wizard            : “Oh! Jadi mereka majikan mu?!”
Lucy               : “Siapa dia Mel??”
Merleawe       : “Dia musuh aku dari kecil, dia mempunyai
   Dendam, entah kenapa?”
Mymo             : “Iya! Mereka majikan baru ku untuk
    menghancurkan kalian!”
Merleawe       : “Kamu kenapa sih Mymo? Salah keluarga ku
    sama kamu apa? Sampai kmu begitu
    jahatnya sama kami?”
Mymo             : “Karena kalian selalu mendapatkan nilai
    bagus di sekolah, sedangkan aku pasti
    nilainya di bawah nilai kalian. Aku jadi iri,
    dan mempunyai dendam pada kalian.”
Wizard            : “Tapikan bukan kayak begitu caranya!”
Merleawe       : “Kak, udah kak. Mymo, maafkan kami. Karena
    kami memuat kamu menjadi iri, tapi
    seharusnya kamu belajar lebih giat agar
    dapat mengalahkan kami”
Mymo             : “Seharusnya aku yang meminta maaf pada
   kalian, maafkan atas keegoisan diri ku ini  
   ya”
Wizard            : “Baiklah kami maafkan”
Merleawe       : “Sekarang kita berteman?”
Mymo             : “Baiklah”
Rava               : “Wizard & Merleawe memaafkan Mymo”
Indah              : “Lalu? Bagaimana nasip 3 tiri bersaudara?”
Rava               : “Apa 3 tiri bersaudara meminta maaf pada
   Lucy Mel & Wizard?”
Indah              : “Ayo kita lihat kelanjutannya!”
Selvia             : “Kami minta maaf sama kalian semua, maaf
   kami bersikap kasar. Mohon maaf sebesar-
   besarnya”
Celya              : “Maaf ya”
Philyp             : Aku juga minta maaf”
Wizard            : “Gimana? Dimaafkan?”
Lucy               : “Aku sudah memaafkan kalian kok. Tapi aku
   ingin kalian berkata jujur sebelum kami
   bebaskan dari kutukan ini”
Celya              : “Baiklah”
Lucy               : “Apakah mami yang sudah meracuni ayah?”
Philyp             : “Iya, mami yang melakukannya. Mami cerita
   kepada kami”
Lucy               : “Aku senang kalian berkata jujur, Mel tolong
    lepaskan mereka”
Wizard            : “Eit! Berjanji dulu tidak jahat lagi!”
Selvia             : “Kami berjanji!!”
Merleawe       : “Kare wa kaiho sa reta! Bebaslah!”
Philyp             : “Makasih Mel”
Merleawe       : “Sama-sama. Sehabis ini kalian tidak
   melupakan aku kakak & Mymo kan?”
Celya              : “Tentu tidak dong. Apa yang kalian mau
    kami kabulkan semuanya!”
Merleawe       : “Aku ingin mempunyai kamar sendiri, dan
    diberi makan yang banyak setiap hari!”
Wizard            : “Akupun sama dengan adik ku”
Mymo             : “Aku juga deh”
Kakek Fern    : “Kakek bangga kalian dapat akur lagi”
Kakek Vaith   : “Mengharukan”
Rava               : “Dan pada akhirnya mereka hidup bahagia
    selamanya. Begitupun aku dan..”
Indah              : “Aku!"

Gimana? bagus gak drama buatan ku? Bagus gak?